Jakarta (ANTARA News) – Alfredo Alves Reinado (40), tentara yang membelot dari militer Timor Leste, dilaporkan tewas saat memimpin serangan terhadap Presiden negara itu Jose Ramos-Horta, Senin.
Reinado, mantan mayor dalam militer Timor Leste (FDTL), membelot pada 4 Mei 2006 untuk bergabung dan memipin sekira 600 tentara yang dipecat oleh Komandan FDTL Brigadir Jenderal Taur Matan Ruak. Mereka dipecat Maret 2006 setelah mengeluhkan ketidakadilan dalam kenaikan pangkat.
Pemecatan itu memicu aksi kekerasan di Dili yang memaksa pemerintah mengundang pasukan asing untuk membantu memulihkan situasi keamanan di negara termuda di Asia itu. Pada 26 Juli 2006, Reinado ditangkap oleh pasukan gabungan Australia dan Portugal atas tuduhan memiliki senjata ilegal. Ia memprotes penangkapannya dan menolak menandatangani berita acara pengadilan.
Pada 30 Agustus 2006, Reinado melarikan diri dari penjara utama di Dili bersama 50 pengikutnya.Jauh sebelum Timtim lepas dari Indonesia, Reinado sempat bekerja membantu logistik TNI di Sulawesi dan Kalimantan.
Sekitar tahun 1990, Reinado melarikan diri ke Australia dan bekerja di sebuah pelabuhan di Western Australia.Setelah referendum penentuan status Timtim, Reinado kembali ke negara itu dan masuk tentara FDTL. Reinado kemudian diangkat menjadi Komandan Unit Angkatan Laut.
Selama beberapa tahun, Alfredo menjalani pelatihan militer dari Dinas Pertahanan Australia, mempelajari manajemen militer pada 2003 dan manajemen darurat pada Agustus 2004. Pada 2005, ia merampungkan tiga bulan pelatihan di Australian Joint Command and Staff College di Canberra.
Selain Australia, Alfredo juga menjalani pendidikan militer di Potugal dan Brasil.
Saat menjalani pelatihan di Australia, Alfredo terlibat asmara dengan seorang wanita tentara yunior Timtim di sana. Akibatnya ia diberhentikan dari komandan unit angkatan laut, dan dialihtugaskan sebagai komandan polisi militer.
Kehidupan serdadu flamboyan itu berakhir pada Senin, 11 Februari 2008. Jurubicara militer Timtim Mayor Domingos da Camara mengatakan Reinado tewas saat melakukan serangan terhadap Presiden Horta. Presiden Horta dilaporkan terluka di perutnya karena terkena tembakan dalam serangan menjelang fajar itu.
Kamis, 09 Desember 2010
mayor alfredo
Jakarta (ANTARA News) – Alfredo Alves Reinado (40), tentara yang membelot dari militer Timor Leste, dilaporkan tewas saat memimpin serangan terhadap Presiden negara itu Jose Ramos-Horta, Senin.
Reinado, mantan mayor dalam militer Timor Leste (FDTL), membelot pada 4 Mei 2006 untuk bergabung dan memipin sekira 600 tentara yang dipecat oleh Komandan FDTL Brigadir Jenderal Taur Matan Ruak. Mereka dipecat Maret 2006 setelah mengeluhkan ketidakadilan dalam kenaikan pangkat.
Pemecatan itu memicu aksi kekerasan di Dili yang memaksa pemerintah mengundang pasukan asing untuk membantu memulihkan situasi keamanan di negara termuda di Asia itu. Pada 26 Juli 2006, Reinado ditangkap oleh pasukan gabungan Australia dan Portugal atas tuduhan memiliki senjata ilegal. Ia memprotes penangkapannya dan menolak menandatangani berita acara pengadilan.
Pada 30 Agustus 2006, Reinado melarikan diri dari penjara utama di Dili bersama 50 pengikutnya.Jauh sebelum Timtim lepas dari Indonesia, Reinado sempat bekerja membantu logistik TNI di Sulawesi dan Kalimantan.
Sekitar tahun 1990, Reinado melarikan diri ke Australia dan bekerja di sebuah pelabuhan di Western Australia.Setelah referendum penentuan status Timtim, Reinado kembali ke negara itu dan masuk tentara FDTL. Reinado kemudian diangkat menjadi Komandan Unit Angkatan Laut.
Selama beberapa tahun, Alfredo menjalani pelatihan militer dari Dinas Pertahanan Australia, mempelajari manajemen militer pada 2003 dan manajemen darurat pada Agustus 2004. Pada 2005, ia merampungkan tiga bulan pelatihan di Australian Joint Command and Staff College di Canberra.
Selain Australia, Alfredo juga menjalani pendidikan militer di Potugal dan Brasil.
Saat menjalani pelatihan di Australia, Alfredo terlibat asmara dengan seorang wanita tentara yunior Timtim di sana. Akibatnya ia diberhentikan dari komandan unit angkatan laut, dan dialihtugaskan sebagai komandan polisi militer.
Kehidupan serdadu flamboyan itu berakhir pada Senin, 11 Februari 2008. Jurubicara militer Timtim Mayor Domingos da Camara mengatakan Reinado tewas saat melakukan serangan terhadap Presiden Horta. Presiden Horta dilaporkan terluka di perutnya karena terkena tembakan dalam serangan menjelang fajar itu.
Reinado, mantan mayor dalam militer Timor Leste (FDTL), membelot pada 4 Mei 2006 untuk bergabung dan memipin sekira 600 tentara yang dipecat oleh Komandan FDTL Brigadir Jenderal Taur Matan Ruak. Mereka dipecat Maret 2006 setelah mengeluhkan ketidakadilan dalam kenaikan pangkat.
Pemecatan itu memicu aksi kekerasan di Dili yang memaksa pemerintah mengundang pasukan asing untuk membantu memulihkan situasi keamanan di negara termuda di Asia itu. Pada 26 Juli 2006, Reinado ditangkap oleh pasukan gabungan Australia dan Portugal atas tuduhan memiliki senjata ilegal. Ia memprotes penangkapannya dan menolak menandatangani berita acara pengadilan.
Pada 30 Agustus 2006, Reinado melarikan diri dari penjara utama di Dili bersama 50 pengikutnya.Jauh sebelum Timtim lepas dari Indonesia, Reinado sempat bekerja membantu logistik TNI di Sulawesi dan Kalimantan.
Sekitar tahun 1990, Reinado melarikan diri ke Australia dan bekerja di sebuah pelabuhan di Western Australia.Setelah referendum penentuan status Timtim, Reinado kembali ke negara itu dan masuk tentara FDTL. Reinado kemudian diangkat menjadi Komandan Unit Angkatan Laut.
Selama beberapa tahun, Alfredo menjalani pelatihan militer dari Dinas Pertahanan Australia, mempelajari manajemen militer pada 2003 dan manajemen darurat pada Agustus 2004. Pada 2005, ia merampungkan tiga bulan pelatihan di Australian Joint Command and Staff College di Canberra.
Selain Australia, Alfredo juga menjalani pendidikan militer di Potugal dan Brasil.
Saat menjalani pelatihan di Australia, Alfredo terlibat asmara dengan seorang wanita tentara yunior Timtim di sana. Akibatnya ia diberhentikan dari komandan unit angkatan laut, dan dialihtugaskan sebagai komandan polisi militer.
Kehidupan serdadu flamboyan itu berakhir pada Senin, 11 Februari 2008. Jurubicara militer Timtim Mayor Domingos da Camara mengatakan Reinado tewas saat melakukan serangan terhadap Presiden Horta. Presiden Horta dilaporkan terluka di perutnya karena terkena tembakan dalam serangan menjelang fajar itu.
Jumat, 03 Desember 2010
this trip indonesian football (pssi)
Setelah mengganyang Malaysia 5-1, tim nasional Indonesia akan menghadapi Laos pada laga kedua Grup A Piala AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (4/12) mulai pukul 19.30 WIB.
Bagi Indonesia, pertandingan ini merupakan kesempatan terbaik untuk memastikan tiket ke semifinal lebih awal. Jika bisa memenangkan laga ini, pasukan "Merah Putih" bakal melenggang ke semifinal tanpa harus menunggu laga pamungkas grup melawan Thailand, 7 Desember mendatang.
Karena pentingnya kemenangan, pelatih Alfred Riedl tak peduli dengan masa lalunya bersama tim nasional Laos. "Tim (Indonesia) dalam kondisi bagus. Saya tidak peduli (jika Laos mantan tim saya). Yang terpenting kami bisa menang di dua laga berikutnya," ujar Riedl, usai sesi latihan pagi di Lapangan C Senayan, Jumat (3/12) seperti dikutip vivanews.com.
Seperti diketahui, sebelum menangani Indonesia, pelatih asal Austria ini merupakan pelatih Laos. Bersamanya, performa Laos mulai diperhitungkan. Bahkan di arena SEA Games 2009, Laos pernah mempermalukan Indonesia, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Meski sudah ditinggalkannya, Riedl tetap punya keyakinan, timnya tidak akan mudah meraih kemenangan dari Laos. Kewaspadaan Riedl tidak lepas dari keberhasilan Laos menahan favorit juara Thailand 2-2 pada laga pembuka Grup A.
"Laos mengalami kemajuan yang bagus dalam setahun terakhir. Ada beberapa pemain di skuad sekarang yang dulu saya latih di timnas U-23. Yang jelas pertandingan besok (malam ini, red) tidak akan mudah," katanya.
Di mata Riedl, ada dua nama pemain Laos, yang semuanya striker, patut diwaspadai. Keduanya adalah Lamnao Singto dan Khampeng Sayavutthi. Untuk meraih kemenangan kedua, kemungkinan besar Riedl tidak akan mengubah komposisi the winning team yang diturunkannya saat menghadapi Malaysia.
Kejutan kedua
Dari kubu Laos, pelatih David Booth sesumbar untuk menghadirkan kejutan lagi seperti ketika mereka menahan Thailand 2-2. Dilaporkan situs resmi PSSI, Booth pun mengisyaratkan sudah punya cara untuk meredam kekuatan tuan rumah.
"Soal strategi, itu masih rahasia. Berbahaya jika diungkapkan karena Alfred Riedl sangat mengenal pemain Laos. Terkait pemain yang harus diwaspadai dari Indonesia, sebelumnya saya hanya mengenal Bambang Pamungkas," ungkap Booth. (B.82)**
Bentrok melawan Laos pada laga kedua Grup A Piala AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), nanti malam, bisa menjadi tiket lolos timnas Indonesia ke babak semifinal. Pasukan Merah Putih sedang di atas angin.
Kemenangan 5-1 atas Malaysia, dan hasil imbang Thailand versus Laos, Rabu (1/5), membuat peluang ke semifinal terbuka lebar. Dengan modal poin tiga yang dimiliki sekarang, Firman Utina dkk tinggal membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menjejakkan kaki di semifinal. Nah, laga melawan Laos bisa menjadi tiket pasukan Merah Putih terbang ke semifinal tanpa harus berpikir lagi hasil laga terakhir melawan Thailand.
Tentu dengan syarat pasukan Alfred Riedl harus membungkam tim tamu. Tapi, jika seri atau kalah, maka kalkulasi harus diulang. Artinya, kepastian Indonesia lolos fase grup masih harus ditentukan dari pertandingan terakhir. Kecuali di laga Thailand melawan Malaysia, kedua tim berbagi angka, beban Firman dkk menjadi terasa lebih ringan. ’’Kami ingin memenangkan semua laga di Grup A agar lolos ke semifinal. Keinginan tersebut wajar.
Bagaimanapun, tidak ada tim yang mau mengalah. Tim harus bekerja keras, termasuk saat menghadapi Laos. Pertandingan besok (hari ini) tidak akan mudah,” kata Reidl, kemarin. Apalagi, sejarah pertemuan di Piala AFF berpihak pada tim Merah Putih. Bahkan, Thim Xad –julukan Laos– selalu menjadi tambang gol Indonesia. Dari enam pertemuan dan tiga di antaranya di AFF, Merah Putih belum pernah kalah bahkan seri.
Laos juga punya sejarah buruk di fase penyisihan grup. Sejak digelar pada 1996, Thim Xad belum pernah lolos dari fase grup. Dari tujuh turnamen, Laos finis sebagai juru kunci sebanyak lima kali. Dua event mereka berada satu setrip di atas kerak klasemen grup. Selain di Piala AFF, Merah Putih juga dominan pada event lain. Timnas pernah menaklukkan Thin Xad di penyisihan Grup A SEAG 1997 dengan skor 5-2.
Mereka juga unggul 5-1 pada penyisihan Grup A Jakarta Tournament 1972 plus menang 3-0 di semifinal King’s Cup 1969. ”Pada dasarnya kami tetap menghormati Laos. Mereka bukan lagi lumbung gol. Kami bisa membaca kekuatan mereka dari delapan pemain mantan SEA Games (SEAG) 2009. Saat itu saya masih di sana. Tapi, tim harus waspada dengan pemain nomor 25 (Khampheng Sayavutthi) dan nomor 8 (Lamnao Singto).
Dua nama itu yang harus diwaspadai,” tutur Riedl. Pelatih asal Austria itu mengklaim sudah menyiapkan formula khusus bagi Khampheng dan Lamnao. Pressing ketat akan diberikan kepada Khampheng yang kerap melakukan canon ball dari luar petak penalti. Sementara treatment menghambat aliran bola akan diberikan kepada Lamnao. ’’Pergerakan mereka akan dipantau terus. Kepastian starter akan ditetapkan besok (hari ini),” ujarnya.
Satu-satunya masalah di timnas Indonesia adalah kondisi supersub Arif Suyono. Pemain yang mencetak satu gol dari lima gol ke gawang Malaysia itu masih sedikit bermasalah dengan kakinya. ”Kondisi Arif memang tidak fit karena bermasalah dengan otot pangkal paha, tapi bisa sembuh besok (hari ini),’’ tuturnya. Sementara itu, Pelatih Laos David Booth mengaku akan mengandalkan counter attack. Thin Xad juga akan memainkan pola sama seperti saat mengejutkan Thailand.
Mereka ingin membuka peluang lolos ke fase knock-out AFF Suzuki Cup 2010. ’’Kami akan menunggu, sebelum menyerang mereka. Cara ini cukup efektif di laga pertama. Tapi, kami tidak ingin membuat gol pada menitmenit awal agar tidak bernasib sama seperti Malaysia. Kami akan mengejutkan mereka dengan gol saat laga mendekati ending. Kami hanya butuh tiga angka,” pungkasnya. (maruf/sindo)
Langganan:
Postingan (Atom)